A. PEMBAHASAN
(Pengertian Unsur Intrinsik)
Unsur
Intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang
mewujudkan struktur suatu karya sastra seperti beberapa yang ada di bawah ini :
1. Tema
2. Alur
3. Setting
4. Tokoh
5. Watak
6. Amanat
7. Sudut
pandang
Setelah kita mengetahui
struktur-struktur karya sastra dari unsur intrinsik diatas, maka mari kita
sekarang memahami arti-arti dari tema, alur, setting, tokoh, watak, amanat,
serta sudut pandang yang ada di dalam novel “Dua Belas Pendar Bintang” karya
“Alexandra Leirissa-Yunadi” di bab selanjutnya.
(Tema)
Tema adalah sesuatu yang menjadi
dasar pembicaraan dalam cerita atau isi novel. Tema merupakan sesuatu yang
menjiwai cerita. Tema sebuah cerita yang dapat ditentukan setelah cerita itu
selesai dibaca sampai selesai.
Dalam novel “Lima Belas Pendar
Bintang” karya Alexandra Leirissa-Yunadi, temanya ialah dongeng seorang bunda yang mendasari hidup
seorang gadis.
Bukti yang dapat kita ambil untuk
temanya ialah pada bab “Kami, Bunda, dan Dongeng” pada paragraph 12 “Aku.Ayah.
Dan sedikit kenangan tentang Bunda. Hanya itulah yang ada di antara kami. Aku
tahu, hanya itu pulalah yang kami butuhkan. Tak ada yang lain. Oya, barangkali…
dongeng Lima Belas Pendar Bintang, peninggalan terakhir Bunda yang tak akan
kulupakan untuk selamanya itu. Ya, ya…”
(Alur)
Alur adalah pola pengembangan cerita
yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat antara peristiwa yang satu dengan
yang lain saling berkait. Berikut bagian-bagian jalan cerita :
1. Pengenalan situasi cerita (exposition)
Tahap ini, pengarang memperkenalkan para tokoh, menata
adegan dan hubungan antar tokoh.
Pada Novel Lima Belas Pendar Bintang” karya Alexandra
Leirissa-Yunadi pengenalan situasi cerita terdapat pada bab “Kami. Bunda. Dan
Dongeng” Bukti : Di situ terdapat tokoh utamanya yaitu Selma, dan menjelaskan
tentang ayah dan bundanya. Pada Bab “Pesawat Kertas”. Bukti : Di situ Selma
memperkenalkan sahabat-sahabatnya yaitu Rachel dan Mirinda
2. Pengungkapan peristiwa (complication)
Bagian ini, bagian awal yang menimbulkan berbagai masalah
atau pertentangan bagi para tokoh.
Pada Novel “Lima Belas Pendar Bintang” karya Alexandra
Leirissa-Yunadi pengungkapan peristiwa terdapat pada Bab “Pesawat Kertas” Bukti
: karena di situ telah ada perselisihan kecil antara Selma dan
sahabat-sahabatnya
3. Menuju adanya konflik (rising action)
Terjadinya kebahagian, keterlibatan berbagai situasi yang
menyebabkan bertambahnya kesukaran
tokoh
Pada Novel “Lima Belas Pendar Bintang” karya Alexandra
Leirissa-Yunadi menuju
adanya konflik terlihat
pada bab “It’s just a picture”. Bukti : karena di bab ini, ayahanda Selma mulai
melupakan sang bunda tlah tiada, dan mulai saat itu hidup Selma mulai
berantakan.
4. Puncak konflik (Turning point)
Tahap
klimaks. Penentuan perubahan nasib dari beberapa tokoh
Pada Novel “Lima Belas Pendar Bintang” karya Alexandra
Leirissa-Yunadi Puncak Konfliknya terjadi pada bab “Tante Kania”. Bukti : Di
bab ini perdebatan yang sangat membuat Selma sangat memakan hati, tetapi dia
tetap bersabar”
5. Penyelesaian (Ending)
Akhir cerita. Berisi tentang penjelasan mengenai
nasib-nasib yang dialami para tokohnya setelah mengalami puncak cerita.
Pada Novel “Lima Belas Pendar Bintang” karya Alexandra
Leirissa-Yunadi penyelesaian terjadi pada bab “Kau Petik Bintang Untukku”.
Bukti : di bab terakhir itulah akhirnya segala sesuatu yang berasa sangat amat
sakit, ternyata dengan keakhiran yang manis.
Jenis-jenis
alur dapat dibedakan menjadi 3 yaitu
a. Alur
Maju (progresif)
Alur maju ialah alur
yang menceritakan sesuatu secara maju.
b. Alur Mundur (Flash Back)
Alur mundur ialah alur
yang menceritakan sesuatu secara mundur
c. Alur campur
Alur
campur ialah alur yang memiliki cerita maju dan mundur
Pada Novel “Lima Belas
Pendar Bintang” karya Alexandra Leirissa-Yunadi memiliki alur campur . Bukti :
karena kehidupan berjalan kedepan, melainkan cerita-cerita masa lalu masih
gadis cantik itu ia bawa sampai ke kehidupannya yang sekarang.
(Setting)
Setting
merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita, setting ini
meliputi waktu, tempat.
Pada
Novel Lima Belas Pendar Bintang” karya Alexandra Leirissa-Yunadi terdapat
setting :
a. Setting
Waktu :
a. Saat pagi hari. Bukti : Selma
bersekolah pagi hari
b. Saat malam hari.
Bukti : Saat Selma menunggu ayahnya sampai malam, Pada bab “Ruffan, si Vampir
Malam”
c. Lima menit lagi,
Lima belas menit lagi, Dua puluh menit lagi. Bukti : Pada bab
“It’s Just a Picture”
“It’s Just a Picture”
d. Dua jam lebih. Bukti : Pada Bab
“Dongeng Ayah dan Bunda”
b. Setting
Tempat :
a.
Kamar Selma
Bukti : Pada Bab “Janji Tak
Terwujud”, disitu menggambarkan bahwa Bunda Selma meninggalkan pintu kamar
Selma setelah bunda Selma mendongeng yang belum sampai selesai. Pada Bab “Cewek
Idaman Gue”, “Di dalam kamar aku duduk menyisir rambutku”.
b.
Rumah Selma
Bukti
: Pada Bab “Kami, Bunda, dan Kita”, disitu ayah dan Selma menatap foto bunda
bersama untuk melepas rindu. Pada bab “It’s just a picture”, Selma menuggu
ayahnya sampai malam.
c.
Sekolah (Kelas Selma dan Kantin Sekolah)
Bukti
: Pada Bab “Pesawat Kertas”, “Sepasang mata cowok penghuni meja sebelah yang
tengah menatap lekat padaku”, saat istirahat Selma makan dengan tidak nafsu.
Pada Bab “Termometer Semangat”, “Bangku di meja sebelahku tak ada isinya. Ya.
Cuma karena
itu”.
Pada Bab “Sepotong Cokelat”, “yuk! Nanti kita nggak kebagian meja!” kata Selma
mengajak sahabatnya ke kantin. Pada Bab “Segores luka” terdapat setting tempat
di sekolah karena bab itu saat Selma sekolah. Pada Bab “Satu Putri, Dua
Pangeran”, “Tiba-tiba
saja isi sekolah sudah membuat kaitan yang mengerikan antara kami”. Pada Bab
“Yes, I’m taken”, “Aku memasuki kelas pagi itu”.
d.
Toko buku Gramedia
Bukti
: Pada bab “Rahasia Alat Tulis”, “Rachel berbisik padaku saat kami tiba di
kasir toko buku Gramedia Mal Pondok Indah.
e.
Rumah Makan
Bukti
: Pada bab “My First Cancelled Date”, saat Selma makan siang dengan ayahnya
f.
Ruma Rachel
Bukti
: Pada bab “Oh, God! He’s back!”, saat pesta Rachel.
g.
Lapangan rampal
Bukti
: Pada bab “Reuni Gadungan”
c.
Setting suasana
a. Menyedihkan -karena
bunda Selma Meninggal, Pada Bab “Janji Tak Terwujud”
-karena
ayah Selma belakangan sering pulang malam dan berubah sifatnya, Pada Bab “It’s
Just a picture” dan “My First Cancelled Date”
b. Menggembirakan dan mengaharukan -Ruffan memberikan dua belas pendar
bintang untuk Selma, Pada bab “Kau Petik Bintang Untuk’ku”
(Tokoh)
Tokoh
adalah pelaku atau yang memperagakan orang dalam cerita.
Tokoh
yang ada dalam novel “Dua belas pendar bintang” adalah
1. Selma-Tokoh
Utama
2. Bunda-Ibu
Selma
3. Ayah-Ayah
Selma
4. Bik
Enti-Yang membantu di Rumah Selma
5. Ruffan-Teman
kelas Selma
6. Mirinda-Sahabat
Selma
7. Rachel-Sahabat
Selma
8. Pak
Adi-Guru Selma
9. Gigis-Teman
kelas Selma
10. Teman-teman
kelas Selma yang lain
11. Lewi
Redico-Kakak kelas Selma dan Ketua OSIS di sekolah Selma
12. Julian-Kakak
Rachel
13. Tante
Kania-Teman Ayah
(Watak)
Watak
adalah karakter yang dimainkan oleh para pemain novel. Watak ada 3, yaitu
protagonis (yang baik), antagonis (yang jahat atau buruk), dan tritagonis
(sebagai penengah dalam masalah)
Watak
yang dimiliki oleh para tokoh di novel “Lima Belas Pendar Bintang” karya
Alexandra Leirissa-Yunadi ialah
a) Selma
: Baik, Ramah, Sabar, Lembut, Manja, Penyayang,
b) Bunda
: Baik, Lebih memilih pekerjaan di banding anaknya sendiri
c) Ayah
: Baik, Sabar, Egois
d) Bik Enti : Baik, Sabar
e) Ruffan
: Jail, Jengkelin, Penyayang, Baik, Sabar
f) Mirinda
: Cerewet, Baik, Sabar
g) Rachel
: Cerewet, Baik, Sabar, Penyayang
h) Pak
Adi : Tegas, Bijaksana
i)
Gigis : Santai
j)
Teman-teman kelas Selma
yang lain : Seru, tapi menjengkelkan
k) Lewi
Redico : Baik, Perhatian, Sabar
l)
Julian : Genit, Nakal,
tapi Baik dan Seru
m) Tante
Kania : Menjengkelkan tetapi Baik
(Sudut
Pandang)
Sudut pandang adalah cara pengarang
menempatkan dirinya terhadap cerita atau dari sudut mana pengarang memandang
ceritanya. Berikut ini beberapa sudut pandang yang dapat digunakan pengarang
dalam bercerita.
a. Sudut pandang orang pertama, sudut
pandang ini biasanya menggunakan kata ganti aku atau saya. Dalam hal ini
pengarang seakan-akan terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita.
Dalam
novel dua belas pendar bintang terdapat pada bab “Kami, Bunda, dan Dongeng”,
bukti : “Dan akulah gadis kecil dalam seulas kenangan tadi”
b. Sudut
pandang orang ketiga, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti orang
ketiga seperti dia, ia atau nama orang yang dijadikan sebagai titik berat
cerita.
Dalam
belas pendar bintang terdapat pada bab “Kami, Bunda, dan Dongeng”, bukti :
“Bunda itu cantik ya, Yah,”
c. Sudut
pandang pengamat serba tahu, Dalam hal ini pengarang bertindak seolah-olah
mengetahui segala peristiwa yang dialami tokoh dan tingkah laku tokoh
d. Sudut
pandang campuran, (sudut pandang orang pertama dan pengamat serba tahu).
Pengarang mula-mula menggunakan sudut pandang orang pertama. Selanjutnya serba
tahu dan bagian akhir kembali ke orang pertama.
(Amanat)
Amanat adalah pesan yang dapat diambil dari isi novel tersebut
yang ingin disampaikan pengarang oleh pembaca. Biasanya amanat dapat dipetik
untuk dimasukkan ke kehidupan kita masing-masing, atau bisa juga untuk
menyadarkan kita yang membaca.
Amanat
yang dapat diambil dalam novel dua belas pendar bintang ialah “Tetaplah
bersabar dalam keadaan apapun, karena semua kejadian demi kejadian dalam hidup
kita, pasti pada akhirnya nanti akan membuahkan hasil yang tidak sia-sia untuk
kita semua, bersabar, semangat, dan yakin pasti bisa meraih impian kita.”
B. KESIMPULAN
Menurut saya, Novel Lima Belas
Pendar Bintang karya Alexandra Leirissa-Yunadi ini, sangat berkesan buat saya,
karena bahasanya yang menggunakan bahasa remaja yang simple dan mudah saya
pahami, maka dari itu dari bab perbab yang saya baca, dapat saya terima dengan
baik.
Didalam novel ini mengajarkan dan
menyadarkan saya, bahwa umur itu bukan campur tangan manusia, waktunya pun kita tidak tahu kapan
itu semua dapat terjadi kepada kita, hanya Tuhan yang maha Esa yang mengetahui
hidup dan mati kita. Di dunia ini pun kita di uji oleh Tuhan akan tanggung
jawab kita atas perbuatan-perbuatan kita, kasih sayang kita kepada sesama,
kesabaran dan kepatuhan kita terhadap ajaran-ajaran Tuhan. Kesabaran disaat ada
berbagai masalah dalam keluarga, sekolah, sahabat, dan mungkin para remaja
sekarang dengan pasangan mereka. Perjuangan cinta tak dapat kita ukur dan
tentukan, karena sesungguhnya Tuhan telah menentukan jodoh yang terbaik untuk
kita di hari esok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar